Model Kepemimpinan Visioner dalam Mendukung Tercapainya Tujuan Organisasi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kepemimpinan
adalah suatu konsep yang sangat dekat dengan kesuksesan dalam mencapai tujuan
suatu organisasi. Kepemimpin akan sangat mewarnai, mempengaruhi bahkan
menentukan bagaiman perjalanan suatu organisasi dalam mencapai
tujuan-tujuannya.
Membahas
topik kepemimpinan seperti mengarungi samudera luas yang mendapat pasokan air
dari ratusan sungai yang tak pernah kering. Selalu saja saja ada perkembangan
dalam organisasi pada setiap jaman yang menuntut karakteristik kepemimpinan
tertentu. Perkembangan teori kepemimpinan telah banyak dimunculkan oleh para
pakar, antara lain: kepemimpinan karismatik, kepemimpinan militeristik,
kepemimpinan situasional, kepemimpinan transformasional, hingga kepemimpinan
visioner.
Pengertian
konsep kepemimpinan sendiri mendapat banyak perhatian dari para ahli. Dubin
(1968:385) dalam Megan Crawford (2005:41) melihat kepemimpinan sebagai latihan
otoritas dan pembuatan keputusan, sementara Fiedler (1967:8) memandang pemimpin
sebagai individu di dalam kelompok yang diberi tugas untuk mengatur dan
mengkoordinasi aktivitas-aktivitas kelompok yang berhubungan dengan tugas’.
A.B. Susanto (2007 : 5) mengatakan bahwa tugas seorang pemimpin adalah membuat
program visioning yang mampu mengutarakan visi dan misinya.
Dalam
era yang sangat cepat berubah, dimana segala aspek yang mempe-ngaruhi
perkembangan organisasi menajdi begitu sangat besar pengaruhnya, kepemimpinan
yang mampu berfikir jauh ke depan, mampu mengantisipasi segala perubahan dan
perkembangan zaman, di era yang sangat kompetitif dan tuntutan kebutuhan yang
semakin beragam, rinci dan spesifik menjadi sangat relevan. Organisasi
membutuhkan kepemimpinan yang mampu mengembangkan organisasi-nya dengan baik
sampai jauh ke depan, melampaui usia zamannya. Kepemimpinan visioner (visionary leadership) merupakan syarat
mutlak bagi organisasi yang ingin berkembang sampai puluhan tahun ke depan.
1.2
Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi
rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa itu Pengertian Kepemimpinan
dan Kepemimpinan Visioner ?
2. Apa yang menjadi karakteristik
Kepemimpinan Visioner?
3. Apa saja Strategi Tindakan
Kepemimpinan Visioner ?
4. Apa saja Peran Pemimpin
Visioner ?
5. Apa Saja Kompetensi Pemimpin
Visioner ?
1.3
Tujuan Penulisan
Tujuan
Pembuatan makalah ini adalah agar mahasiswa dapat memperlajari dan mengetahui
tentang Model Kepemimpinan Visioner dalam Mendukung Tercapainya Tujuan
Organisasi. Selain itu juga tujuan penulisan makalah ini yaitu sebagai
pemenuhan tugas mata kuliah Manajemen Strategik agar terlaksana tujuan
pendidikan yang diterapkan.
1.4
Sistematika Penulisan
Untuk
menjelaskan dari uraian-uraian yang terdapat ada rumusan masalah, maka makalah
ini dituangkan dalam sistematika penulisan yang meliputi pendahuluan, isi atau
pembahasan, dan penutup berupa kesimpulan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kepemimpinan dan Kepemimpinan
Visioner
A. Pengertian Kepemimpinan
Berbagai
pengertian tentang kepemimpinan telah banyak dikemukakan oleh para pakar
manajemen. Dari berbagai pengertian tersebut, berikut ini dikemukakan beberapa
saja yang merupakan definisi yang lebih bersifat umum; artinya dapat dipakai
disemua organisasi. Diantaranya adalah:
1. George Terry & Lesliem Rue
(1985) dalam Husaini (2009)
Kepemimpinan dapat
dipandang sebagai kemampuan seseorang atau pemimpin, untuk mempengaruhi
perilaku orang lain menurut keinginan-keinginannya dalam suatu keadaan
tertentu.
2. Harold Koontz & Heinz
Weihrich (1988) dalam Kambey (2006)
Kepemimpinan sebagai
suatu pengaruh, seni, atau proses mempengaruhi orang-orang agar mereka secara
sukarela dan bersemangat berusaha mencapai tujuan kelompok.
3. J.L. Gibson, M.J. Ivancevich
& J.H. Donnelly (1996) dalam Kambey (2006)
Kepemimpinan adalah suatu
upaya penggunaan jenis pengaruh bukan paksaan (concoersive) untuk memotivasi
orang-orang mencapai tujuan tertentu.
Sehingga
dari ke-tiga definisi yang dikemukakan oleh para ahli tersebut di atas, dapat
disimpulkan bahwa: Kepemimpinan adalah kemampuan berupa keterampilan, skill
(kecakapan), performa, dan pengalaman manajerial dan administrasi yang dimiliki
seorang pemimpin dalam satu organisasi untuk mempengaruhi orang-orang agar
dapat bekerjasama secara sukarela dalam mencapai tujuan tertentu dalam
organisasi yang dipimpinnya.
B. Pengertian
Kepemimpinan Visioner
Seth
Kahan (2002), menjelaskan bahwa kepemimpinan visioner melibatkan kesanggupan,
kemampuan, kepiawaian yang luar biasa untuk menawarkan kesuksesan dan kejayaan
di masa depan. Seorang pemimpin yang visioner mampu mengantisipasi segala
kejadian yang mungkin timbul, mengelola masa depan dan mendorong orang lain
utuk berbuat dengan cara-cara yang tepat. Hal itu berarti, pemimpin yang
visioner mampu melihat tantangan dan peluang sebelum keduanya terjadi sambil
kemudian memposisikan organisasi mencapai tujuan-tujuan terbaiknya.
Corinne
Mc Laughlin (2001) mendefinisikan pemimpin yang visioner (Visionary leaders) adalah mereka yang mampu membangun ‘fajar
baru’ (a new dawn) bekerja dengan
intuisi dan imajinasi, penghayatan, dan boldness. Mereka menghadirkan tantangan
sebagai upaya memberikan yang terbaik untuk organisasi dan menjadikannya
sebagai sesuatu yang menggugah untuk mencapai tujuan organisasi. Mereka bekerja
dengan kekuatan penuh dan tercerahkan dengan tujuan-tujuan yang lebih tinggi.
Pandangannya jauh ke depan. Mereka adalah para social innovator, agen perubah, memandang sesuatu dengan utuh (big picture) dan selalu berfikir
strategis.
Pentingnya
seorang pemimpin memiliki kemampuan menggambarkan dengan jelas tujuan-tujuan
yang akan diraihnya di masa depan adalah syarat utama bagi seorang pemimpin
yang visioner.
Dari
berbagai pendapat tentang kepemimpinan visioner, kesimpulannya bahwa
kepemimpinan yang visioner merupakan kepemimpinan yang mampu mengem-bangkan
intuisi, imajinasi dan kretaifitasnya untuk mengembangkan organisasinya. Dia
memiliki kemampuan untuk memimpin menjalankan misi organisasinya melalui
serangkaian kebijakan dan tindakan yang progressif menapaki tahapan-tahapan
pencapaian tujuannya, adaptif terhadap segala perubaahan dan tantangan yang
dihadapi, serta efisien dan efektif dalam pengelolaan segala sumberdaya yang
dimilikinya. Pemimpin yang visoner menjalankan kepemim-pinannya dengan dukungan
penuh dari seluruh staf dan semua pihak yang terkait dengannya, disebabkan
kepiawaiannya dalam meyakinkan mereka bahwa apa yang mereka laksanakan akan
memberikan yang terbaik buat semua pihak.
2.2 Karakteristik
Kepemimpinan Visioner
Kepemimpinan
visioner memiliki ciri-ciri yang menggambarkan segala sikap dan perilakunya
yang menunjukkan kepemimpinannya yang berorientasi kepada pencapaian visi, jauh
memandang ke depan dan terbiasa menghadapi segala tantangan dan resiko.
Diantara cirri-ciri utama kepemimpinan visioner adalah:
1. Berwawasan ke masa depan,
bertindak sebagai motivator, berorientasi pada the best performance untuk pemberdayaan, kesanggupan untuk
memberikan arahan konkrit yang sistematis.
2. Berani bertindak dalam meraih
tujuan, penuh percaya diri, tidak peragu dan selalu siap menghadapi resiko.
Pada saat yang bersamaan, pemimpin visioner juga menunjukkan perhitungan yang cermat,
teliti dan akurat. Memandang sumber daya, terutama sumberdaya manusia sebagai
asset yang sangat berharga dan memberikan perhatian dan perlindungan yang baik
terhadap mereka.
3. Mampu menggalang orang lain
untuk kerja keras dan kerjasama dalam menggapai tujuan, menjadi model (teladan)
yang secara konsisten menunjukkan nilai-nilai kepemimpinannya, memberikan umpan
balik positif, selalu menghargai kerja keras dan prestasi yang ditunjukkan oleh
siapun yang telah memberi kontribusi.
4. Mampu merumuskan visi yang
jelas, inspirasional dan menggugah, mengelola “mimpi” menjadi kenyataan,
mengajak orang lain untuk berubah, bergerak ke “new place”. Mampu memberi inspirasi, memotivasi orang lain untuk
bekerja lebih kreatif dan bekerja lebih keras untuk mendapatkan situsi dan
kondisi yang lebih baik.
5. Mampu mengubah visi ke dalam
aksi, menjelaskan dengan baik maksud visi kepada orang lain, dan secara pribadi
sangat commited terhadap visi
tersebut.
6. Berpegang erat kepada
nilai-nilii spiritual yang diyakininya. Memiliki integritas kepribadian yang
kuat, memancarkan energi, vitalitas dan kemauan yang membara untuk selalu
berdiri pada posisi yang segaris dengan nilai-nilai spiritual. Menjadi orang
yang terdepan dan pertama dalam menerapkan nilai-nilai luhur.
7. Membangun hubungan (relationship) secara efektif, memberi
penghargaan dan respek. Sangat peduli kepada orang lain (bawahan), memandang
orang lain sebagai asset berharga yang harus di perhatikan, memperlakukan
mereka dengan baik dan hangat layaknya keluarga. Sangat responsif terhadap
segala kebutuhan orang lain dan membantu mereka berkembang, mandiri dan
membimbing menemukan jalan masa depan mereka.
8. Innovative dan proaktif
dalam menemukan dunia baru. Membantu mengubah dari cara berfikir yang
konvensional (old mental maps) ke paradigma
baru yang dinamis. Melaklukan terobosan-terobosan berfikir yang kreatif dan
produktif. (out-box thinking). Lebih
bersikap atisipatif dalam mengayunkan langkah perubahan, ketimbang sekedar
reaktif terhadap kejadian-kejadian. Berupaya sedapat mungkin menggunakan
pendekatan “win-win” ketimbang “win-lose”.
2.3 Strategi Tindakan
Kepemimpinan Visioner
Frank
Martinelly (2007) menguraikan startegi bagaimana seharusnya menjadi pemimpin
yang visioner. Menurutnya ada 5 langkah yang semestinya dilakukan, diantaranya
sebagai berikut:
1.
Fokus kepada Tujuan Organisasi
Seluruh
tindakan dan pengambilan keputusan harus di arahkan kepada semata-mata upaya
pencapaian tujuan final dari organisasi. Hal ini dilakukan guna menghindari
segala kecenderungan dan godaan penyitaan energi dan pemborosan sumber daya
kepada hal-hal kecil dan tidak prinsip yang mungkin timbul. Untuk menjaga agar
semua rencana aksi fokus kepada tujuan organisasi, memerlukan kekompakkan dan
pemeliharaan hubungan antara pimpinan dan seluruh staff/karyawan.
2.
Membuat Rencana Jangka Panjang
Permusan
jangka panjang akan menuntun kepada langkah yang jelas sampai 5-10 tahun ke
depan, siapa-siapa saja yang akan memimpin dan bertanggung jawab dalam
pencapaian tujuan tersebut, kompetensi kepemimpinan yang bagaimana yang
diperlukan, lalu bagimana disain pengembangan kepemimpinannya?. Untuk dapat
menjawab pertanyaan-pertanyaan ini perlu membentuk semacam komite yang
ditugaskan untuk menyiapkan langkah-langkah strategis pencapaian tujuan jangka
panjang, yang lingkup tugasnya antara lain: melakukan rekrutmen, seleksi,
orientasi, pelatihan, performance
assessment dan penetapan tugas dan tanggung jawab masing-masing.
3.
Mengembangkan Visi bagi masa depan organisasi.
Kunci
perumusan visi adalah menjawab pertanyaan: apabila kita menginginkan dan
bermimpi akan seperti dan menjadi apa organisasi kita kelak di kemudian hari?.
Begitu rumusan visi telah dibuat, maka seharusnya visi tersebut akan menjadi
inspirasi bagi seluruh aktivitas organisasi, baik dalam rapat-rapat, dalam perbincangan,
dalam menghadapi segala tantangan dan peluang, dalam arena kerja. Begitu visi
telah dirumuskan, maka saat itu pula, visi disampaikan ke seluruh pihak terkait
di dalam organisasi, bahkan ke ruang-ruang public di luar organisasi.
4.
Selalu berada dalam kondisi siap dan dinamis untuk perubahan.
Selalu
siap berubah dengan cepat akan terbantu dengan menyajikan informasi-informasi
mutakhir tentang segala perubahan yang terjadi di luar organisasi yang
berpotensi berdampak kepada organisasi 3-5 tahun ke depan. Dorong dan
fasilitasi anggota orgasnisasi untuk membaca, mendengar dan mencari tahu segala
hal yang terkait dengan kejadian-kejadian dan berita yang relevan dengan
tuntutan perubahan. Kemudian setelah itu munculkan pertanyaan yang menantang:
sejauhmana organisasi mampu secara efektif merespon perubahan dan
kecenderungan-kecenderungan tersebut? Bagaimana pula organisasi lain yang
sejenis menyiapkan diri mereka menghadapi perubahan-perubahan ini?
Pertanyaan-pertanyaan iti seyogyanya akan dapat memicu dan memacu anggota
organisasi untuk berfikir dan memposisikan diri mereka untuk siap berubah.
5.
Selalu mengetahui perubahan kebutuhan konstituen/pelanggan
Keinginan
dan kebutuhan pelanggan seringkali mengalami perubahan. Oleh karena itu,
seharusnya organisasi menyediakan informasi-informasi aktual yang terkait
dengan hal ini. Survey kepuasan pelanggan, kontak langsung dengan pelanggan,
mengefektifkan layanan/ customer care,
adalah beberapa cara yang dapat dilakukan agar orgnisasi selalu mengetahui
harapan dan keinginan pelanggan yang baru. Dengan demikian organisasi akan
selalu siap untuk melakukan perubahan dan perbaikan untuk menjaga kepuasan
pelanggan.
Di
atas segalanya dari sekian banyak strategi, seorang pemimipin harus mampu
menciptakan terlebih dahulu iklim dan budaya untuk suatu perubahan. Kepada
seluruh pihak terkait, pemimpin harus terus dan sering, dengan antusias,
menyuarakan pentingnya perubahan demi kebaikan,mendorong semangat kepada
seluruh lini, mengungkapkan contoh-contoh kesuksesan, memberikan teladan dan
tentu saja harus sering nampak bekerja keras bersama mereka. Pada sisi yang
lain, perlu juga diperhatikan bahwa mengawal perubahan memerlukan kesabaran dan
kemakluman akan berbagai hambatan materil ataupun non materil. Seringkali
didapatkan berbagai kesalahan dan hambatan psikologis di awal-awal perubahan.
Pada masa-masa transisi, pemimpin harus bersabar, mendampingi seluruh staff
dengan bijaksana, mudah memberi bantuan dan arahan.
2.4
Peran Pemimpin Visioner
Burt Nanus (1992), mengungkapkan ada empat peran yang harus
dimainkan oleh pemimpin visioner dalam melaksanakan kepemimpinannya, yaitu:
1.
Peran penentu arah (direction
setter). Peran ini merupakan peran di mana
seorang pemimpin menyajikan suatu visi, meyakinkan gambaran atau target
untuk suatu organisasi, guna diraih pada masa depan. Hal ini bagi para ahli dalam studi dan praktek kepemimpinan
merupakan esensi dari kepemimpinan. Sebagai penentu arah, seorang pemimpin
menyampaikan visi, mengkomunikasikannya, memotivasi pekerja dan rekan, serta
meyakinkan orang bahwa apa yang dilakukan merupakan hal yang benar, dan
mendukung partisipasi pada seluruh tingkat dan pada seluruh tahap usaha menuju
masa depan.
2.
Agen perubahan (agent of change).
Agen perubahan merupakan peran penting kedua dari seorang pemimpin visioner.
Dalam konteks perubahan, lingkungan eksternal adalah pusat. Ekonomi, sosial,
teknologi, dan perubahan politis terjadi secara terus-menerus, beberapa
berlangsung secara dramatis dan yang lainnya berlangsung dengan perlahan. Tentu
saja, kebutuhan pelanggan dan pilihan berubah sebagaimana halnya perubahan
keinginan para stakeholders. Para
pemimpin yang efektif harus secara konstan menyesuaikan terhadap perubahan ini
dan berpikir ke depan tentang perubahan potensial dan yang dapat dirubah. Hal
ini menjamin bahwa pemimpin disediakan untuk seluruh situasi atau
peristiwa-peristiwa yang dapat mengancam kesuksesan organisasi saat ini, dan
yang paling penting masa depan. Akhirnya, fleksibilitas dan resiko yang
dihitung pengambilan adalah juga penting lingkungan yang berubah.
Tiga macam taktik untuk
menentukan perubahan :
1) Anticipatory Change (Perubahan
Antisipatif)
Ini merupakan antisipasi
terhadap kebutuhan perubahan. Dalam anticipatory change dituntut untuk melihat
ke depan lebih dahulu dengan melihat tanda-tanda yang menunjukkan perubahan.
Tantangan yang dihadapi adalah merumuskan terlebih dahulu bagaimana seharusnya
wujud peta baru yang benar.
2)
Reactive Change (Perubahan Reaktif)
Reactive change merupakan
reaksi kerena terlihatnya tanda-tanda bahwa akan menjadi perubahan.
3)
Crisis Change (Perubahan Krisis)
Crisis change merupakan tanda-tanda untuk perubahan sudah sedimikian besar dan
intensif pada suatu tingkatan yang tidak dapat dielakkan lagi.
Memahami
adanya tiga pendekatan perubahan ini penting karena bersifat langsung secara
intuitif. Pada dasarnya, terdapat kolerasi antara tingkatan kesulitan perubahan
dengan besarnya biaya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dasar-dasar
memimpin perubahan strategis bekerja sama baiknya dalam reactive change dan crisis
change maupun dengan anticipatory
change.
Anticipatory change merupakan
perubahan yang paling sulit dilakukan karena harus memperkirakan antisipasi
terhadap perubahan yang mungkin akan terjadi. Crisis change merupakan perubahan yang masalahnya sudah jelas
terjadi sehingga biaya yang timbul sebagai konsekuensi relatif paling murah. Reactive change berbeda dari keduanya,
karena memiliki tingkat kesulitan maupun biaya yang sedang.
3.
Juru bicara (spokesperson).
Memperoleh pesan ke luar, dan juga berbicara, boleh dikatakan merupakan suatu
bagian penting dari memimpikan masa depan suatu organisasi. Seorang pemimpin
efektif adalah juga seseorang yang mengetahui dan menghargai segala bentuk
komunikasi tersedia, guna menjelaskan dan membangun dukungan untuk suatu visi
masa depan. Pemimpin, sebagai juru bicara untuk visi, harus mengkomunikasikan
suatu pesan yang mengikat semua orang agar melibatkan diri dan menyentuh visi
organisasi-secara internal dan secara eksternal. Visi yang disampaikan harus
bermanfaat, menarik, dan menumbulkan kegairahan tentang masa depan organisasi.
4. Pelatih (coach). Pemimpin visioner yang efektif harus menjadi pelatih yang
baik. Dengan ini berarti bahwa seorang pemimpin harus menggunakan kerjasama
kelompok untuk mencapai visi yang dinyatakan. Seorang pemimpin mengoptimalkan
kemampuan seluruh pemain untuk bekerja sama, mengkoordinir aktivitas atau usaha
mereka, ke arah pencapaian kemenangan, atau menuju pencapaian suatu visi
organisasi. Pemimpin, sebagai pelatih, menjaga pekerja untuk memusatkan pada
realisasi visi dengan pengarahan, memberi harapan, dan membangun kepercayaan di
antara pemain yang penting bagi organisasi dan visinya untuk masa depan. Dalam
beberapa kasus, hal tersebut dapat dibantah bahwa pemimpin sebagai pelatih, lebih tepat untuk ditunjuk sebagai player-coach.
2.5
Kompetensi Pemimpin Visioner
Kepemimpinan Visioner
memerlukan kompetensi tertentu. Pemimipin visioner setidaknya harus memiliki
empat kompetensi kunci sebagaimana dikemukakan oleh Burt Nanus (1992), yaitu:
1.
Seorang pemimpin visioner harus memiliki kemampuan untuk berkomunikasi
secara efektif dengan manajer dan karyawan lainnya dalam organisasi. Hal ini
membutuhkan pemimpin untuk menghasilkan guidance,
encouragement, and motivation.
2.
Seorang pemimpin visioner harus memahami lingkungan luar dan memiliki
kemampuan bereaksi secara tepat atas segala ancaman dan peluang. Ini termasuk,
yang rencana penting, dapat "relate
skillfully" dengan orang-orang kunci di luar organisasi, namun
memainkan peran penting terhadap organisasi (investor, dan pelanggan).
3.
Seorang pemimpin harus memegang peran penting dalam membentuk dan
mempengaruhi praktek organisasi, prosedur, produk dan jasa. Seorang pemimpin
dalam hal ini harus terlibat dalam organisasi untuk menghasilkan dan
mempertahankan kesempurnaan pelayanan, sejalan dengan mempersiapkan dan memandu
jalan organisasi ke masa depan (successfully
achieved vision).
4.
Seorang pemimpin visioner harus memiliki atau mengembangkan
"ceruk" untuk mengantisipasi masa depan. Ceruk ini merupakan ssebuah
bentuk imajinatif, yang berdasarkan atas kemampuan data untuk mengakses
kebutuhan masa depan konsumen, teknologi, dan lain sebagainya. Ini termasuk
kemampuan untuk mengatur sumber daya organisasi guna memperiapkan diri
menghadapi kemunculan kebutuhan dan perubahan ini.
Sedangkan Barbara Brown mengajukan 10 kompetensi yang harus dimiliki oleh
pemimpin visioner, yaitu:
1.
Visualizing. Pemimpin visioner mempunyai gambaran yang
jelas tentang apa yang hendak dicapai dan mempunyai gambaran yang jelas kapan
hal itu akan dapat dicapai.
2.
Thinking. Pemimpin visioner tidak
hanya memikirkan di mana posisi bisnis pada saat ini, tetapi lebih memikirkan
di mana posisi yang diinginkan pada masa yang akan datang.
3.
Showing Foresight. Pemimpin visioner adalah perencana yang dapat memperkirakan masa depan.
Dalam membuat rencana tidak hanya memper-timbangkan apa yang ingin dilakukan,
tetapi mempertimbangkan teknologi, prosedur, organisasi dan faktor lain yang
mungkin dapat mempengaruhi rencana.
4.
Proactive Planning. Pemimpin visioner menetapkan sasaran dan strategi yang spesifik untuk
mencapai sasaran tersebut. Pemimpin visioner mampu mengantisipasi atau
mempertimbangkan rintangan potensial dan mengem-bangkan rencana darurat untuk
menanggulangi rintangan itu.
5.
Creative Thinking. Dalam menghadapi tantangan pemimpin visioner berusaha mencari alternatif
jalan keluar yang baru dengan memperhatikan isu, peluang dan masalah.
6.
Taking Risks. Pemimpin visioner berani mengambil
resiko, dan menganggap kegagalan sebagai peluang bukan kemunduran.
7.
Process alignment. Pemimpin visioner mengetahui bagaimana cara meng-hubungkan sasaran dirinya
dengan sasaran organisasi. Ia dapat dengan segera menselaraskan tugas dan
pekerjaan setiap departemen pada seluruh organisasi.
8.
Coalition building. Pemimpin visioner menyadari bahwa dalam rangka mencapai sasara dirinya,
dia harus menciptakan hubungan yang harmonis baik ke dalam maupun ke luar
organisasi. Dia aktif mencari peluang untuk bekerjasama dengan berbagai macam
individu, departemen dan golongan
tertentu.
9.
Continuous Learning. Pemimpin visioner harus mampu dengan teratur mengambil bagian dalam
pelatihan dan berbagai jenis pengembangan lainnya, baik di dalam maupun di luar
organisasi. Pemimpin visioner mampu menguji setiap interaksi, negatif atau
positif, sehingga mampu mempelajari situasi. Pemimpin visioner mampu mengejar
peluang untuk bekerjasama dan mengambil
bagian dalam proyek yang dapat memperluas pengetahuan, memberikan tantangan
berpikir dan mengembangkan imajinasi.
10.
Embracing Change. Pemimpin visioner mengetahui bahwa perubahan adalah suatu bagian yang
penting bagi pertumbuhan dan pengembangan. Ketika ditemukan perubahan yang
tidak diinginkan atau tidak
diantisipasi, pemimpin visioner dengan aktif menyelidiki jalan yang dapat
memberikan manfaat pada perubahan tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Kepemimpinan adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan
organisasi sebagaimana menurut Sondang P Siagian dalam bukunya filsafat
administrasi menyatakan kepemimpinan adalah inti daripada proses manajemen.
Dimana inti dari sebuah kepemimpinan adalah adanya suatu pengambilan keputusan
dan tindakan seorang pemimpin. Baik buruknya keputusan yang diambil oleh
seorang pemimpin akan menentukan maju dan mundurnya sebuah organisasi yang di
pimpinnya. Dalam prakterknya sebuah organisasi selalu memiliki visi dan misi
strategis. Namun rasanya sebagus apapun visi dan misi sebuah organisasi akan
menjadi pajangan belaka tanpa adanya tindak lanjut dari seorang pemimpin
mengenai visi dan misi tersebut. Oleh karenanya perlu adanya kepemimpinan
visioner, yaitu pemimpin yang mempunyai pandangan kedepan, mempunyai arah dan
tujuan yang jelas, mempunyai semangat untuk menjadi lebih baik, seorang
pemimpin yang tidak monoton dan mampu mengarahkan, mempengaruhi bawahannya untuk
dapat bekerja dan mewujudkan tujuan organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Wibowo.
2012. Manajemen Perubahan. Jakarta:
Rajawali Pers.
Nanus, B. 2001. Kepemimpinan Visioner; Menciptakan Kesadaran akan arah dan Tujuan di
dalam Organisasi. Jakarta: Prenhallindo.
Kambey. 2006. Landasan Teori Administrasi/Manajemen. Manado: Yayasan Tri Ganesha.
Mulyono. 2008. Manajemen Administrasi & organisasi Pendidikan. Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media.
Diakses
dari: http://kepemimpinanfisipuh.blogspot.com/2009/03/definisikepemimpi
nan .html?m=1
Diakses
dari: http://imammkurnia.blogspot.com/2014/04/kepemimpinan-visioner.
html?m=1
0 komentar:
Post a Comment