GUGUS KENDALI MUTU
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gugus kendali mutu,
merupakan mekanisme formal dan dilembagakan guna mencari pemecahan persoalan
dengan memberikan tekanan pada partisipasi dan kretivitas di antara SDM sebagai
karyawan/pegawai baik dalam organisasi pemerintah maupun swasta. Kelompok kecil
pegawai terlibat dalam suatu proses pengkajian bersama untuk menyikapinya, dan
memecahkan persoalan yang berkaitan dengan pekerjaan. Setiap gugus juga
bertindak sebagai mekanisme pemantau yang membantu organisasi dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan memantau kesempatan. Mekanisme
tersebut meneliti lingkungan sekitarnya untuk melihat kesempatan,tidak menunggu
bergerak kalau persoalan timbul, dan tidak menunggu bergerak kalau persoalan
timbul,dan tidak menghentikan kegiatannya kalau persoalan telah ditemukan dan
dipercahkan. Itu berarti bahwa, untuk kebaikan organisasi sebesar-besarnya,
gugus kendali mutu harus bekerja terus-menerus dan tidak tergantung pada proses
produksi.
Upaya untuk meingkatkan mutu
dan produktivitas serta kinerja suatu satuan kerja naik dunia usaha maupun
birokrasi,perlu dilaksanakan terus menerus sedemikian sehingga dapat berfungsi
dan mencapai tujuan secara optimal. Sejak dahulu,terutama di Eropa dan Amerika
Serikat dikembangkan konsep manajemen dan organisasi yang bertujuan
menungkatkan kinerja organisasi. Antara lain dapat dikemukakan adalah konsep
Max Weber tentang birokrasi. Konsep Taylor tentang Manajemen Ilmiah,Fanyol
dengan empat belas prinsip,serta konsep perilaku manusia yang mengutamakan
motivasi dan pendekatan demokrasi. Konsep serta prinsip organisasi dan
manajemen ini, telah mampu menungkatkan efisiensi dan organisasi baik pada
perusahaan, pemerintah, dan organisasi sosial. Total Quality Control (pengendalian mutu terpadu) diprakrasai oleh
Dr.J.M. Juran dan Dr.E.W. deming dan dikembangkan di Jepang oleh Kaora Ishitawa
dengan menerapkan Quality Control Circle
(QCC) atau Gugus Kendali Mutu.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan Gugus kendali mutu ?
2.
Bagaimana sejarang adanya gugus kendali mutu ?
3.
Apa tujuan dari gugus kendali mutu ?
4.
Apa saja sasaran program dan pokok-pokok program dari
gugus kendali mutu ?
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Sejarah Gugus Kendali Mutu
2.1.1
Pengertian Gugus Kendali
Mutu
Berkaitan dengan bahasan tentang gugus mutu tersebut,
berikut ini dikemukakan beberapa pengertian mutu tersebut, berikut ini
dikemukakan beberapa pengertian dari para ahli di bidang tersebut sebagai
subbahasannya. Hasibuan (2005:232) mengemukakan sebagai berikut: “ gugus
kendali mutu adalah kelompok kecil dari lingkup kerja dengan sukarela melakukan
kegiatan pengendalian dan perbaikan secara berkesinambungan dengan mengunakan
tekhnik tekhnik quality control “.
Sehubungan dengan uraian tersebut, berikut ini dikemukakan bahwa bagaimanapun
rendahnya kedudukan seseorang dalam suatu organisasi,sesungguhnya mereka ingin
membanggakan organisasi tempat kerjanya tersebut. Bersama-sama mereka sebagai
SDM organisasi tentunya ingin pula menunjukan peranan mereka kepada organisasi
tempat mereka bekerja. Namun dangan kenyataan yang demikian itu, kurang atau
bahkan tidak disadari oleh kebanyakan penguasa organisasi tersebut.
Pegawai pada umumnyahanya dianggap dan diperlakukan
semata-mata sebagai salah satu faktor produksi belaka. SDM tersebut hanya
dianggap salah satu saja diantara sekian banyak faktor produksi lainnya seperti
tanah,mobil,mesin,gedung,dan sebagainya. Perlakuan yang kurang manusiawi
terhadap para pegawaai seperti itu mustahil akan menumbulkan hal-hal yang justru
amat merugikan organisasi. Hal-hal itu antara lain sikap acuh tak acuh, rasa
ketergantungan yang tinggi,tidak mempunyai keinginan berprakasa,berpandangan
kedepan terlalu pendek,tidak mau terlibat dan tidak mau tahu mengenai tujuan
organisasi, dan para penguasa serta pengendaliannya menyadari betapa penting
adanya kebutuhan-kebutuhan kejiwaan pada umumnya berupa keinginan untuk
berhasil dan mengetahui dengan segera hasil dari keberhasilan kerjanya.
Selanjutnya, kemauan untuk bertanggung jawab dan memikul
resiko anggung jawab tersebut, untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang lebih
bermakna. Juga untuk turut bangga membangun organisainya agar diakui
keberadaannya dalam lingkungan kerja dan lingkungan organisasi serta
masyarakatnya, dan untuk berkembang dan mencapai kemajuan demi kemajuan serta
lain-lainnya. Sekiranya organisasi sudah memberikan memerhatikan
dorongan,semanagat untuk kerja dan kebutuhan yang amat mendasar itu tentu akan
mudah pula bagi organisasi untk menggerakan,mengerahkan, dan mengarahkan kesatuan
gerak anggotanya termasuk pada pegawai biasa demi organisasi itu sendiri.
Pandangan mengenai kedudukan dan manfaat daya potensial SDM dalam organisasi
itu sebenarnya harus berlaku bagi setiap organisasi termasuk instansu-instansi
pemerintah.
Orang-orang ynag diterima sebagai pegawai yang
bagaimanapun rendahnya dengan latar belakang pendidikan yang memadai sebenarnya
dapat memberi sumbangan lebih dari yang diberikan selama ini. Namun sayang,
pegawai sebagai kekayaan organisasi yang demikian besar itu masih tetap
terpendam dalam diri setiap pegawai, tanpa guna dan belum terjamah secara
maksimal. Gugus kendali mutu (Quality
Contol Circle) dapat dijadikan salah satu konsep yang cukup ampuh oleh
setiap organisasi untuk menanggapi dan memanfatkan adanya kebutuhan dasar
kejiwaan, dorongan dan semangat kerja manusia-manusia pekerja bagi
sebesar-besarnya kemakmuran organisasi dan seluruh anggotanya. Konsep kegiatan
gugus kendali mutu mulai muncul di pertengahan abad ke 20. Hal ini merupakan
akibat timbulnya suatu kesadaran betapa penting dan menentukan faktor manusia
dalam suatu organisasi atau perusahaan.
Betapapun canggihnya peralatan dan tekhnologi saerat
sistem yang ada dalam organisasi, akhirnya faktor manusia juga yang menentukan
berhasil tidaknya organisasi mencapai sarasanya. Hal ini tersebut diperkuat
oleh teori Maslow dsn Herzberg, bahwa kompensasi dan fasilitas bukanlah
merupakan jaminan sesorang termotivasi dalam melakukan tugasnya, tetapi mereka
juga membutuhkan penghargaan atas dirinya dan kesempatan untuk meraslisasikan
dirinya.
Oleh karena itu, tiap pegawai yang menajadi anggota
gugus kendali mutu, dilibatkan atau melibatkan diri sepenuhnya dalam
kebersamaan, secara bersama-sama untuk memcahkan masalah yang ditetapkan
bersama, dan dipecahkan secara bersama pula oleh peserta gugus sendiri. Dalam
upaya pemecahan masalahan tersebut, gugus kendali mutu menganut asas kegunaan
praktis ( pragmatisme). Maksudnya, bahwa keberhasilan dalam memecahkan masalah
akan diserahkan ke segi kegunaan praktisnya dan bukan pada teoritisnya.
Sedangkan kepentingan gugus kendali mutu adalah kepentingan semua pihak dan kemajuan
yang optimal akan dicapainya hanya bila ada keterbukaan untuk saling belajar
dari semua pihak. Sedangkan belajar juga dilakukan antargugus, sehingga asas
ini perlu diperlihara dan dipertahankan oleh pihak manapun.
2.1.2
Sejarah Gugus Kendali Mutu
Berkaitan dengan bahasan tentang sejarah gugus kendali
mutu tersebut, berikut dapat dikemukakan penapat dari para ahli di bidangnya.
Saydam (2000:569) mengemukakan sebagai berikut.
“
.. bahwa konsep kegiatan gugus kendali mutu mulai muncul di pertengahan abad ke-20.
Hal ini merupakan akibat timbulnya suatu kesadaran betapa penting dan
menetukannya faktor manusia dalam suatu organisasi atau perusahaan. Betapapun
canggihnya peralatan dan tehknologi serat sistem yang ada dalam organisasi,
akhirnya faktor manusia juga yang mennetukan berhasil tidaknya organisasi
mencapai sasarannya. Hal tersebut diperkuat olejh teori Maslow dan Herzberg,
bahwa kompensasi dan fasilitas bukanlah merupakan jaminan seseorang termotivasi
dalam melakukan tugasnya, tetapi mereka juga membutuhkan penghargaan atas
dirinya dan kesempatan untuk merelasisasikan dirinya “
Berdasarkan uraian tersebut, selanjutnya dapat
dikemukakan bahwa manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam setiap
kegiatan organisasi, karena manusia menjadi perencana,pelaku dan penentu
terwujudnya sasaran dan tjuan organisasi. Tujuan tidak mungkin terwujud tanpa
peran aktif pagawai meskupun alat-alat ynag dimiliki organisasi begitu
canggiihnya. Akat alat yang dimiliki perusahaan tidak ada manfaatnya bagi organisasi,
jika peran aktif pegawai diikutsertakan. Mengatur pegawai adalah pekerjaan yang
sulit serta kompleks, karena pegawai tersebut mempunyai
pikiran,perasaan,perasaan,status,keinginan, dan latar belakang yang heterogen
yang dibawa kedala organisasi. Pegawai adalah manusia biasa yang tidak dapat
diatur dan dikuasai spenuhnya seperti mengatur mesin,midal,atau suatu gedung,
dan lain-lain.
Selanjutnya terkait dengan uaian tentang motivasi
pegawai tersebut, kini dapat dikemukakan bahwa membahas motivasi tidak terlepas
dari faktor pemdorong (motif) mengapa manusia berperilaku,berbuat,dan
bertindak. Faktor pendorong ini sering kali diindentikan dengan kebutuhan atau
keinginan. Kebutuhan atau keinginan yang dirasakan oleh setiap pegawai pada
dasarnya berbeda-beda. Selain itu, kebutuhan atau keinginan yang dirasakan
pegawai sangat kompleks sifatanya. Oleh karena itu, untuk mengetahui kebutuhan
apa yang diingikna pegawai, maka pemimpin perlu melakukan survey tehadap setiap
bawahannya. Adanya motif mengakibatkan munculnya motivasi. Untuk memahami apa
sesungguhnya yang menjadi motivasi seseorang dalam bekerja, para ahli manajemen
perilaku mengembangkan teori motivasi ini.
Kerja sama
secara berkelompok dalam gugus kerja yang bersifat sukarela di samping
pembagian kerja yang sudah ada juga akan dapat memanfaatkan kebutuhan kejiwaan,
dorongan dan berbagai semangat kerja. Kerja dalam gugus memberi kepuasan kerja
kejiwaan bagai setiap anggota organisasi
itu. Gugus kendali mutu berasal dari jepang, dan konsep tersebut cukup berkembang
luas di lingkungan masyarakat industry dan niaga.
Ini harus cukup murah agar para
pekerja mau melanggannya dan isinya harus mudah dimengerti. Kebijakan yang berikut
telah ditetapkan seperti:
1.
Mempermudah
pendidikan, pelatihan
dan propraganda untuk teknik-teknik kendali mutu dan membantu para penyedia ini
pertama dan para peneyedia untuk memperbaiki kemampuan kendali mutu mereka;
2.
Mendorong para
penyelia dam para pekerja untuk menjadi pelanggan majalah untuk diri mereka
sendiri;
3.
Mengorganisasikan
pada tingkat
bengkel suatu kelompok yang dinamakan “gugus kendali mutu” yang dikepalai oleh
seorang penyelia dan yang beranggotakan para pekerja bawahannya, mendorong
mereka mempelajari kendali mutu dengan menggunakan majalah itu sebagai buku
pelajaran, dan membuat kelompok itu fungsi sebagai inti kendali mutu dalam tiap
bengkel.
Jadi
gugus kendali mutu tersebut adalah untuk mendayagunakan seluruh asset yang
dimiliki perusahaan atau organisasi terutama sumber daya manusianya secara
lebih baik, gina meningkatkan mutu dalam arti luas.
Prinsip
dari gugus kendali mutu tersebut, dapat disimpulkan bahwa tujuan dan lingkup
kegiatan gugus kendali mutu adalah melaksanakan berbagai usaha perbaikan secara
langsung dapat meningkatkan mutu produk, biaya rendah, dan menghasilkan sesuatu
sesuai dengan jumlah dan waktu yang ditentukan. Selanjutnya, dalam kegiatan
gugus kendali mutu setiap orang terlibat secara langsung memberikan sumbangsih
nyata bagi perbaikan kondisi pekerjaan secaraefisien dan efektif. Banyak organisasi
yang kerap menghadapi masalah yang menyangkut semangat kerja dan tingkat
produktivitas rendah, mutu pelayanan yang mengecewakan, masalah sikap kerja,
masalah kelalaian dan kelengahan serta masalah tidak acuhnya pegawai terhadap
pekerjaan mereka.
Langkah
penilaian mutu kerja untuk maksud peningkatan perbaikan kerja pasti akan
membawa keberhasilan dalam pelaksanaan pekerjaan. Dukungan dan keterlibatan
yang tinggi dari pihak pimpinan organisasi amat besar peranan dan pengaruhnya
terhadap keberhasilan terhadap penerapan gugus kendali mutu ini. Jumlah peserta bagi satu gugus kendali mutu
tidak ada batas yang mutlak, namun jumlah yang lebih baik adalah 7sampai 15
orang. Namun, yang penting diperhatikan adalah terdapatnya kesempatan yang
cukup bagi setiap anggota untuk berpartisipasi dalam setiap pertemuan dan
kegiatan gugusnya. Jumlah anggota satu gugus kendali mutu itu hendaknya tidak
sampai lebih dari 15 orang.
Untuk
itulah maka setiap pegawai harus diberi kesempatan seluas-luasmya dan dibantu
supaya mereka dapat berperan sesuai kemampuan dan kesanggupan masing-masing.
Adalah kewajiban dan tanggung jawab pimpinan organisasi untuk membuka
kesempatan itu sehingga para pegawainya dapat memenuhi kebutuhankebutuhan yang
demikian di antara lain kebutuhan untuk merasa memiliki, dihargai, berpratipasi
berprakarsa, kebanggan kerja dan dan kebanggan mempunyai peran aktif dan merasa
manunggal dengan organisasi tempat kerjanya. Konsep gugus kendali mutu tersebut
bersumber dan didasarkan atas penemuan-penemuan ilmu tingkah laku yang antara
lain mengatakan bahwa yang benar-benar merupakan dorongan kerja bagi setiap
orang adalah apa yang dialaminya ketika bekerja terutama yang amat penting bagi
kepentingan belajar, berkomunikasi secara langsung, memperoleh umpan balik, bertanggung
jawab, memperoleh pengakuan dan kesempatan yang seluas-luasnya untuk berkembang
dan berprestasi.
Walaupun
mereka informal, tetapi pimpinan organisasi sangat berkepentingan dengan adanya
gugus kendali mutu, dank arena itu bersangkutan harus merestui dan mendukung
bedirinya gugus kendali mutu dalam setiap organisasi. Pimpinan organisasi
tidaklah ikut campur dalam menetapkan sasaran, kegiatan, dan mekanisme kerja
yang dilakukan gugus kendali mutu ini. Walaupun dalam gugus kendali mutunya
anggotanya adalah bersifat sukarela, namun gugus Kendal mutu bisa jalan.
Hal
inilah yang mendorong setiap anggota hadir secara sukarela. Gugus kendali mutu
yang merupakan kegiatan para pegawai, dalam kegiatannya berupaya memadukan
segala sumbver daya nonmanusia. Namun demikian, unsur sumber daya manusia
memegang peran penting, dan manusialah yang mengendalikan segala sumber daya
nonmanusia yang lainnya.
Penentuan
masalah dalam gugus kendali mutu biasanya melalui kegiatan yg disebut sumbang
saran. Pedoman sumbang saran yang perlu diketahui oleh anggta gugus kendali
mutu adalah :
1) Berikan
kesempatan pada anggota secara berputar;
2) Setiap
anggota menyampaikan sasaranya secara bergilir;
3) Setiap
anggota hanya boleh memberikan satu saran untuk setiap putaran
4) Tidak
seorang pun diperkenankan memberikan saran sebelum sampai pada gilirannya.
5) Tidak
diperkenankan untuk mengeritik atau mengomentari pendapat orang lain secara
negative;
6) Tidak
diperkenankan untuk menilai saran yang disampaikan orang lain;
7) Beri
semangat atau dorongan kepada setiap anggota agar diperoleh sebanyak mungkin
saran;
8) Katakana
pas atau lewat bila tidak ada saran, ketika tiba giliran (mungkin karena belum
siap)
9) Bila
perlu pimpinan gugus kendali mutu perlu menegaskan kembali apa yang dimkasud
oleh anggota.
Sedangkan
hambatan-hambatan yang sering terjadi dalam proses sumbang saran dalam gugus
kendali mutu, antara lain :
1) Adanya
komentar terhadap saran anggota lain;
2) Dalam
satu putaran, seorang anggota menyampaikan lebih dari satu saran;
3) Seorang
belum sampai pada gilirannya sudah menyampaikan saran;
4) Penulis
mengubah saran (baik isi atau maksud) yang disampaikan anggota
5) Ada
yang bertanya pada saat sumbang saran;
6) Ada
anggota yang memotong sumbang saran yang disampaikan anggota lain;
7) Tidak
mampu melihat masalah dari berbagai sudut pandang;
8) Sulit
menahan diri ketika orang menyampaikan saran;
9) Menaggap
sumbang saran hanya pekerjaan membuang-buang waktu saja;
10) Kurang
ada kerja sama antara anggota.
Di
samping itu, dengan adanya pertemuan yang teratur, maka setiap permasalahan di
tempat kerja akan dengan cepat dideteksi dan dicarikan pemecahannya. Jadi,
proses kerja gugus kendali mutu adalah sebagai berikut :
1) Para
anggota memilih dan mengajukan masalah;
2) Para
anggota menganalisis masalag yang sudah di sepakati;
3) Para
anggota mencari bagaiman cara pemecahan masalah;
4) Gugus
kendali mutu memperesentaskan hasilnyq kepada pimpinan/manajemen;
2.2
Tujuan,
Sasaran Program, dan Pokok-pokok Kegiatan Program Gugus Kendali Mutu
2.2.1 Tujuan Gugus
Kendali Mutu
Berkaitan dengan
bahasan tentang gugus kendali mutu menuju keunggulan kompetitif, berikut ini
diketengahkan tujuan gugus kendali mutu tersebut sebagai sub bahasannya yaitu
berupa pendapat dari para ahli di bidang ini. Saydam (2000: 573) mengemukakan
sebagai berikut.
“Tujuan
gugus kendali mutu dapat pula diterjemahkan sebagai keuntungan yang diperoleh
dengan adanya kegiatan gugus kendali mutu dalam perusahaan atau organisasi.
Tujuan gugus kendali mutu tersebut adalah :
1. Meningkatkan
ketelibatan karyawan pada permasalahan pekerjaan, dan upaya pemecahannya
2. Menggalang
kerja sama kelompok (team work) yang lebih efektif
3. Meningkatkan
kemampuan memecahkan masalah
4. Meningkatkan
pengembangan SDM baik pribadi maupun kepemimpinannya
5. Menanamkan
kesadaran bahwa mencegah lebih penting dari pada memperbaiki
6. Mengurangi
kesalahan dan meningkatkan mutu
7. Meningkatkan
motivasi dan komunikasi dalam kelompok
8. Menciptakan
hubungan kerja antara atasan dan bawahan yang lebih serasi
9. Meningkatkan
pengendalian dan pengurangan biaya”.
Dalam
gugus kendali mutu diperlukan peningkatan keterlibatan pegawai pada
permasalahan pekerjaan baik dalam merencanakan tugas, mengimplementasikan
rencana tugas serta mengendalikan rencana tugas. Dalam perencanaan tugas
tersebut, secara khusus Terry dalam Winardi (1986: 163), menyatakan bahwa :
“Perencanaan
(planning) adalah pemilihan fakta-fakta dan usaha menghubung-hubungkan antara
fakta yang satu dengan fakta yang lain; kemudian mebuat perkiraan dan peramalan keadaan dan
permusan tindakan untuk masa yang akan datang yang sekiranya diperlukan untuk
mencapai hasil yang dihendaki”.
Dengan
demikian, perencanaan tugas adalah tindakan memilih dan menghubungkan
fakta-fakta dan membuat serta menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa yang akan
datang dalam hal memvisualisasi serta merumuskan aktivitas-aktivitas tugas yang
diusulkan yang dianggap perlu untuk mencapai hasil-hasil yang diinginkan.
Sedangkan
bagaimana mengimplementasikan rencana tugas tersebut, Jones (1984: 165)
mengemukakan bahwa “implementation is a
process of getting additional resources so as to figure out what is to be
done”.Implementasi rencana tugas adalah bentuk tindakan yang berinteraksi
dengan aktivitas tugas. Selanjutnya, mengendalikan rencana tugas menurut Burhan
(1994: 274) adalah “proses menjamin pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan
rencana yang ada”. Pengendalian rencana tugas adalah proses penilaian hasil
pelaksanaan dan tindakan koreksi kalau pelaksanaan rencana kerja berbeda dengan
apa yang direncanakan. Lebih lanjut Burhan (1994: 275) mengemukakan, bahwa,
proses penilaian rencana tugas tersebut, mencangkup tiga tahap pokok, yaitu
menetapkan standar, mengukur pelaksanaan terhadap standar, dan mengoreksi
penyimpangan-penyimpangan dari standar.
Gugus
kendali mutu ini juga bertujuan menggalang kerja sama kelompok. Dalam kaitan
ini adalah dalam rangka meningkatkan peran masing-masing pegawai dalam mencapai
tujuan bersama antara lain dengan melakukan transformasi peran individu yang
menuntut kemampuan, cara kerja, cara piker, dan peran baru pegawai. Membentuk
tim kerja dan komunikasi yang terbuka dengan seluruh pegawai adalah sangat
penting sekali bagi organisasi, karena dengan tim kerja pegawai tidak hanya
dalam menyelesaikan tugas tetapi juga sharing knowledge.
2.2.2 Sasaran
Program dan Pokok-pokok Kegiatan Program Gugus Kendali mutu
Berkaitan dengan
sasaran program gugus kendali mutu, berikut ini dikemukakan pendapat dari para
ahli di bidang ini.
Ø Menurut
Hasibuan (2007: 233) mengemukakan sebagai berikut :
Untuk
mencapai keberhasilan maka program gugus kendali mutu harus mentapkan
sasaran-saran dengan jelas antara lain :
1. Pengembangan
diri
2. Pengembangan
bersama
3. Perbaikan
mutu
4. Perbaiakan
komunikasi dan sikap
5. Pengembangan
tim dan produktivitas kerja
6. Mengurangi
keluhan dan absensi
7. Memperbaiki
kedisiplinan dan pertisipasi positif karyawan
8. Meningkatkan
loyalitas dan kepuasan karyawan
9. Memperkuat
kerja sama antara semua tingkatan dalam perusahaan
10. Meningkatkan
afisiensi dan keselamatan kerja.
Menurut
hamzah (1991: 35) mengemukakan terkait dengan sasaran gugus kendali mutu
“mempertinggi semangat juang. Semangat juang erat hubungannya dengan lingkungan
umum hubungan manusia. hubungan manusia yang tidak baik dan semangat juang yang
rendah akan menjauhkan pencapaian tiap sasaran.” Dan selanjutnya Hamzah
mengemukakan terkait dengan sasaran gugus kendali mutu , yaitu “memperluas cara
berpikir dan penghasilan yang lebih baik”.
Di
kemukakan bahwa peran anggota gugus kendali mutu terhadap keberhasilan gugus
kendali mutu ini adalah:
1. Menghadiri
dan aktif dalam setiap pertemuan gugus kendali mutu
2. Menjadi
penyimak yang baik dalam pertemuan
3. Menyumbang
saran-saran untuk pemecahan masalah
4. Aktif
dalam setiap analisis masalah
5. Mengumpulkan
data yang diperlukan
6. Memelihara
kerja sama yang baik antaranggota
7. Melaksanakan
semua program kegiatan gugus kendali mutu
8. Berusaha
mengembangkan potensi diri
9. Melaksanakan
konsep-konsep dan teknik-teknik gugus kendali mutu
Selanjutnya,
masih terkait dengan bahasan kegiatan gugus kendali mutu ini Hamzah (1991: 62)
mengemukakan sebagai berikut.
“penerapan
teknik-teknik kendali mutu. Teknik-teknik kendali mutu dan bagaimana
mempelajarinya. Karena teknik ada untuk digunakan di bengkel, tidaklah cukup
untuk mempelajarinya di belakang meja. Bagaimana teknik kendali muyu dapat
dipelajari secara efektif. Teknik merupakan alat bukan tujuan pengendalian
mutu. Bagaimana mengerjakan teknik kendali mutu. Bagaimana hubungan teknik
kendali mutu dengan teknik-teknik lainnya. Cukup jelas abahwa teknik-teknik
kendali mutu tidak cukup untuk melaksanakan oprasi pada tingkat bengkel atau
pada rapat-rapat gugus kendali mutu.”
Terdapat
hal positif yang bisa d ambil sisi positif atas uraian di atas, adalah suatu
faktor penting dalam mengimplementasikan sistem mutu dan dalam mencapai tujuan
dan kebijakan mutu suatu kegiatan adalah analisis yang saksama dan teliti
terhadap aspek-aspek mutu produk itu sendiri
serta aspek stakeholder yang dilayaninnya.
Penggambaran
secara terinci tentang persyaratan mutu untuk setiap produk dan setiap komponen
adalah teknik yang di perlukan dalam pencapaian mutu yang diinginkan dalam
produk tersebut. Ini berarti bahwa setiap karakterristik mutu yang penting
harus ditetapkan bersama batas-batas toleransinya yang diperkenankan. Denagan
demikian, taraf mutu yang dapat diterima kemudian dapat dibuat untuk setiap karakteristik
mutu. Untuk dapat mengerjakannya secara cerdik diperlukan pngetahuan tentang
produk dan bagaimana setiap karakteristik mutu memengaruhi fungsinya.
Penyetelan spesifikasi produk
biasanya d selesaikan oleh ahli teknik perancang produk, yang harus mempunyai
sangat banyak pengetahuan tentang berbagai parameter produk. Selanjutnya, masih
terkait dengan bahasan kegiatan gugus kendali mutu ini Hamzah (1991: 70)
mengemukakan sebagai berikut.
“kegiatan
gugus kendali mutu dalam bengkel. Bagaimana para pnyedia oprasional harus
menangani gugus kendali mutu. Selama kegiatan gugus kendali mutu terjadi dalam
suatu organisasi perusahaan, kegiatan itu tidak boleh lepas sama sekali dari
jaringan keorganisasian, dengan menjelaskan kedudukan kegiatan gugus kendali mutu;
periksa kegiatan gugus kendali mutu dan ambil tindakan yang tepat; evaluasi dan
beri ganjaran kegiatan gugus kendali mutu; manajemen kegiatan gugus kendali
mutu; hubungan yang diinginkan antara manajemen menengah, staf, dan gugus
kendali mutu; bagaimana gugus kendali mutu harus di jalankan.”
Terhadap
uraian di atas, berikut ini yang perlu mendapatkan penekanan adalah bagaimana
gugus kendali mutu tersebut bisa dijalankan. Agar gugus kendali mutu dalam
suatu organisasi dapat berfungsi dengan tegas dan jelas, maka sebainya pimpinan
organisasi menerbitkan semacam tata cara dan ketentuan-ketentuan pokok kerja
gugus kendali mutu. Pedoman dan petunjuk ini perlu d buat dengan mencantumkan
hal-hal pokok seperti mengenai tujuan, landasan, dasar, dan kebijaksanaan-kebijaksanaan
lain mengenai gugus kendali mutu tersebut. Pedoman atau petunjuk mutu tersebut,
hendaknya di tetaokan oleh pimpinan tertinggi organisasi. Banyak faktor yang
mencatankan tingkat keberhasilan gugus kendali mutu ini. Adapu faktor-faktor
tersebut adalah:
a. Adanya
keterikatan pimpinan tertinggi organisasi pada konsep gugus kendali mutu ini
b. Adanya
filsafat mnajemen yang percaya pada pembangunan sumber daya manusia
c. Adanya
pengertian terhadap kebutuhan-kebutuhan atau motivasi pegawai
d. Adanya
kesanggupan manajemen untuk menyesuaikan tingkah lakunya dengan keadaan-keadaan
tertentu
e. Adanya
kemauan setiap amggota manajemen untuk memperoleh dan menerapkan ide-ide baru
dan organisasinya
f. Adanya
keyakinan penuh terhadap penyediaan anggaran untuk pengembangan sumber daya
manusia yang pasti akan membawa hasil
g. Adanya
kesediaan pihak-pihak yang bersangkutan untuk menerima dan menerapkan
hasil-hasil gugus kendali mutu setelah diadakan koreksi sepenuhnya
h. Adanya
perhatian yang cukup besar dari pimpinan tertinggi organisasi terhadap kegiatan
gugus kendali mutu
i.
Adanya program
kerja gugus kendali mutu yang dapat diperlakukan sebagai usaha yang bergunaa
dalam jangka panjang
j.
Adanya kesediaan
setiap pegawai untik menerima perubahan; dan
k. Adanya
kesediaan pegawai untuk mencoba apa saja yang merupakan sesuatu yang baru
Pola
penyusunan organisasi bagi terselenggaranya program perbaikan dan peningkatan
mutu kerja dengan memenfaatkan konsep gugus kendali mutu ini dapat ditarik ke
tangga organisasi yang lebih tinggi seperti Departemen maupun Lembaga
Pemerintah Non-departemen sekalipun. Namun harus diingat bahwa panitia pengarah
harus terdiri dari pucuk pimpinan dan bawahan langsungnya sebagai anggota.
Karena masing-masing tingkat panitia itu dapat di utarakan secara terpisah.
Selanjutnya masih terkait dengan bahasan kegiatan gugus kendali mutu ini Hamzah
(1991: 75) mengemukakan sebagi berikut.
“menggiatkan
dan menghidupkan kegiatan gugus kendali mutu secara terus-menerus. Pengantar.
Kerjasama antara manajemen, para penyedia, staf, dan para anggota gugus kendali
mutu merupakan kunci bagi kelompok yang aktif dan tahan lama. Bagaimana
menjamin kelangsungan hidup gugus kendali mutu; dengan tanggap akan persoalan;
memperkuat kesadran orang dalam 3 bidang; mengerti mengapa kegiatan harus
diadakan secara sukarela; menikmati kegiatan gugus kendai mutu; memberikan
pelatihan; mendapatkan keterlibatan manajemen; menjalankan gugus kendali mutu
secara efektif; dan mengorganisasi suatu sistem untuk mengembangkan kegiatan
gugus kendali mutu.”
Atas
uraian di atas, berikut ini di kemukakan bahwa untuk mengembangkan,
mengimplementasikan serta menjadikan gugus kendali mutu lebih berhasil, adalah
pekerjaan yang tanpa hambatan. Biasanya pada awalnya terdapat pihak yang
meragukan apakan konsep gugus kendali mutu tersebut dapat diterapkan dalam
corak kebutuhan suatu organisasi. Penolakan terhadap sesuatu yang asing yang
memerlikan banyak perubahan merupakan sesuatu yang biasa. Namun, terdapat
faktor-faktor positif yang dijumpai dalam suatu organisasi. Faktor tersebut
adalah kemauan untuk melekukan sesuatu yang lebih baik sehingga dapat mendorong
terjadinya pembaruan-pembaruan. Tampaknya yang penting bagi penerapan konsep
gugus kendali mutu ini adalah terdapatnya prasarana dan perlengkapan sistem
yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan gugus kendali mutu dan adanya sistem
monitor untuk mengoreksi setiap hasil gugus kendali mutu ini.
Selain
itu, dalam kehidupan suatu organisasi juga terdapat semangat kerja sama untuk
bekerja dalam gugus dan keinginan untuk bekerja dengan prestasi
setinggi-tingginya. Watak otoriter dan feodalisnya pimpinan, dapat menyesuaikan
diri dengan kebutuhan untuk mendukung konsep gugus kendali mutu, konsep untuk
mengajukan ide-ide dengan gagasan baru. Watak manajemen yang otoriter dan
feodalistis itu rupanya sudah bergeser ke arah manajemen yang demokratis dan
partisipatif. Selanjutnya, masih terkait dengan bahasan kegiatan gugus kendali
mutu ini Hamzah (1991: 75) mengemukakan sebagai berikut.
“mengembangkan
bersama. Mengapa hal ini perlu. Kegiatan gugus kendali mutu mendorong para
peserta memberikan rangsangan dan belajar satu sama lain, karena kegiatan di
meriahkan oleh partisipasi dan kerja sama semua anggota gugus kendali mutu.
Bagaiman memasyarakatkan ide pngembangan bersama. Perjanjian untuk pengembangan
bersama bisa di adakan antarperorangan, antar gugus kendali mutu,
antarperusahaan, antarperusahaan dari berlainan industri atau dengan
negara-negara lain. Konferensi gugus kendali mutu.”
Dengan
demikian, atas dasar uraian di atas, selanjutnya dikemukakan bahwa suatu ciri
penting kegitan gugus kendali mutu Jepang ialah partisipasi dalam
konferensi-konfernsi gugus kendali mutukira-kita 100 kompetensiyiap tahu di
seluruh negara dan konferensi kendali mutu tahunan untuk para penyelia kepala
yang di adakan tiap bulan November. Saling berkunjung dan pembicaraan antar
gugus kendali mutu. Para anggota gugus kendali mutu, terutama para pemimpin
gugus, mengunjungi gugus lain untuk tukar pikiran. Penggunaan majalah (FQC)
secara efektif. Setelah dibentuk, suatu gugus kendali mutu hendaknya di
daftarkan secara resmi secepat mungkin dengan markas besar gugus. Kendali mutu
(kalau sudah ada). Pertukaran dengan negara-negara lain. Kegiatan gugus kendali
mutu sebaiknya jangan hanya dapat berjalan di dalam lingkungan khusus Jepang
saja.
Selanjutnya,
masih terkait dengan bahasan kegiatan gugus kendali mutu ini Hamzah (1991: 75)
mengemukakan sebagai berikut.
“kreativitas.
Syarat-syarat pokok. Salah satu tujuan kegiatan gugus kendali mutu ialah
menggali bakat dan kejeniusan para anggotanya demi mencapai perbaikan-perbaikan
dan mengadakan pengendaliaan. Rangsangan. Orang tidak dapat menjadi pintar
hanya dengan mencoba untuk menjadi demikian. Identifikasi persoalan. Ide-ide
yang brilian timbul jika diperlukan, dan keperluan ini timbul jika persoalan
ini dirasakan dan diidentifikasikan. Bagaiman mengembangkan bakat dan
kejeniusan, kreativitas dan keaslian. Ad buku-buku dan seminar yang bertujuan
untuk mengembangkan ide-ide kreatif. Kreativitas dan suatu sistem saran.
Ide-ide yang jenius tidak ada gunanya jika hanya tetap saja di otak orang.
Memelihara proses yang telah diperbaiki. Kejeniusan yang terwujud dalam bentuk
saran-saran atau proses yang di perbaiki harus ditentukan sebagai standar dan
dikendalikan.”
Berdasarkan
uraian di atas, berikut dapat dikemukakan bahwa kreativitas di sini merupakan
proses sistematis, dalamnya seseorang (pegawai) akan membatasi tujuannya secara
jelas. Jadi dalam kretivitas tersebut, harus jelas tujuan maupun sasarannya.
Hal tersebut di sebabkan bahwa tujuan yang jelas akan memperjelas gambaran.
Sedangkan jalan yang jelas akan memperjelas sarana yang bisa dipergunakan di
jalan itu. Selanjutnya, pegawai tersebut akan menghimpun seluruh kekuatan akal,
jiwa, dan kata-kata untuk merealisasikan tujuan itu melalui pemikiran-pemikiran
dan penemuan kreatif. Sebagaimanan tindakan sia-sia, tidak adanya pengetahuan t hadap apa yang dikehendaki seseorang, langkah
tanpa perhitungan, serta pindah dari satu tempat ke tempat yang lain, dari satu
tema ke tema yang lain tanpa tujuan yang pasti dan terperinci, semuanya akan
menimbulkan damapak negatif terhadap proses kreativitas tersebut.
Pegawai
yang kreatif yang sukses adalah yang mengetahui apa yang bisa mengantarkan
dirinya sampai kepadanya. Kemudian menempuh semua kemungkinan untuk bisa sampai
kepadanya melalui cara-cara kreatif. Sekarang ini kita berada di zaman
penciptaan kreativitas spesial, yaitu seorang kreator akan mengkhususkan diri
dalam satu bidang saja, bahkan di subbidang yang kecil dari bidang ini atau
spesialis itu. Barang siapa mengabaikan spesialis, dikhawatirkan seseorang akan
tersingkir dan melakukan hal yang sia-sia. Selanjutnya, masih terkait dengan
bahasan kegiatan gugus kendali mutu ini Hamzah (1991: 75) mengemukakan
sebagaiberikut.
“kesadaran mutu, kesadaran masalah, dan
kesadaran perbaikan. Gugus kendali mutu selalu memerhatikan mutu, masalah, dan
perbaikan. Suatu lingkungan hendaknya di atur sedemikian rupa sehingguga
membantu gugus kendali mutu memperoleh sikap yang sedemikian. Kegiatan gugus
kendali mutu berjalan dengan lancar dalam perusahaan yang mengembangkan
pengendalian mutu seluruh perusahaan yang melibatkan baik manajemen puncak
maupun setiap orang lainnya.”
Dengan
demikian, atas dasar uraian di atas, maka dapat dikemukakan bahwa mutu tersebut
terdiri atas sejumlah keistimewaan produk, baik keistimewaan langsung maupun
keistimewaan atraktif yang memenuhi keinginan pelanggan dan dengan demikian,
memberikan kepuasan atas penggunaan produk itu. Sedangkan mutu di sini terdiri
dari segala sesuatu yang bebas dari kekurangan atau kerusakan. Proses
peningkatan mutu/kialitas (proses perbaiakan kualitas) memerlukan komitmen
untuk perbaikan yang melibatkan secara seimbang antara aspek manusia (motivasi)
dan aspek teknologi (teknik). Kalu di Jepang di kenal denganistilah kaizen,
yaitu perbaikan secara terus menerus (continuous improvement). Semangat kaizen
yang tinggi dalam perusahaan Jepang telah membuat merka maju pesat dan unggul
dalam kualitas. Kaizen pada dasarnya merupakan suatu kesatuan pandangan yang
komprehensif dan berintegrasi dan bertujuan untuk melaksanakan perbaikan secara
terus-menerus. Semangat kaizen tersebut berlandaskan pada pandangan sebagi
berikut.
1.
Hari ini harus
lebih baik dari pada kemarin, dan hari esok harus lebih baik dari pad a hari
ini
2.
Tidak boleh ada
satu haripun yang lewat tanpa perbaikan/peningkatan
3.
Masalah yang
timbul merupakan suatu kesempatan untuk melaksanakan perbaikan/peningkatan
4.
Menghargai
adanya pebaikan/peningkatan meskipun kecil,dan
5.
Perbaikan/peningkatan
tidak harus memerlukan investasi yang besar
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Tujuan
gugus kendali mutu dapat pula diterjemahkan sebagai keuntunagan yang diperoleh
dengan adanya kegiatan gugus kendali mutu dalam perusahaan atau organisasi.
Tujuan
gugus kendali mutu tersebut adalah:
1. Meningkatan
keterlibatan karyawan pada permasalahan pekerjaan,
2. gugus
kendali mutu tersebut adalahMenggalang kerja sama kelompok (team work) yang
lebih efektif
3. Meningkatkan
kemampuan memecahkan masalahM
4. eningkatakan
pengembangan SDM baik pribadi maupun Okepemimpinannya
5. Menanamkan
kesadaran bahwa mencegah lebih penting dari pada memperbaiki
6. Mengurangi
kesalahan da meningkatkan mutu
7. Meningkatkan
motivasi dan komunikasi dalam kelompokMenciptakan hubungan kerja antara atsan
dan bawahan yang lebih serasi
8. Meningkatkan
pengendalian dan pengurangan biaya
Untuk
mencapai keberhasilan maka program gugus kendali mutu hatus menetapkan
sasaran-sasaran dengan jelas, antara lain:
1. Pengembangan
diri
2. Pengembangan
bersama
3. Perbaiakan
mutu
4. Perbaikan
komunikasi dan sikap
5. Pengembangan
tim dan produktivitas kerja
6. Mengurangi
keluhan dan absensi
7. Memperbaiki
kedisiplinan dan partisipasi karyawan
8. Meningkatkan
loyalitas dan kepuasan karyawan
9. Memperkuat
kerja sama antara semua tingkatan dalam perusahaan
10. Meningkatakan
efisiensi dan keselamatan kerja
Pokok-pokok
kegiatan gugus kendali mutu adalah:
1. Sebagai
pengembangan diri
2. Kegiatan
dilaksanakan secara suka rela
3. Kegiatan
bersifat kelompok bukan pribadi
4. Menerapkan
teknik quality circle dengan bantuan metode-metode statistik sederhana seprti
diagram Pareto, check list, histogram, control chart, dan diagram pencar
0 komentar:
Post a Comment